Kamis, 14 Mei 2009

Kritik Parkir Matos

KECEWA DENGAN PARKIR MATOS

Bisa dibilang saya telah mengalami praktek premanisme di parkiran Matos. Hal itu terjadi, baik di parkiran dalam maupun parkiran luar.
Kejadian pertama adalah ketika saya dan teman saya parkir di samping luar tempat pos taksi. Setelah membayar Rp 1.000,00, kami ditarget oleh penjaga penitipan helm. Kami dimintai uang untuk mengisi kotak amal di tempat penitipan tersebut. Bukannya tidak mau beramal, tapi kotak amal itu tidak tertulis nama lembaga secara lengkap serta tidak transparan (diblock hitam). Kami pun mengacuhkannya karena curiga bahwa uang amal itu akan disalahgunakan. Lagipula, amal kok dipaksa? Namun, saat mengambil helm, kami cukup terkejut karena jaket yang juga dititipkan dalam helm menjadi berantakan dan kotor. Karena itulah, saya memutuskan tidak akan parkir motor di luar lagi. Sudah disuruh amal paksa, pelayanannya pun tidak memuaskan!
Kejadian kedua terjadi di parkiran ground yang dikelola oleh Secure Park. Saat saya dan ibu saya mau masuk, petugas yang berjaga di depan mengatakan kalau parkiran penuh. Saya cuek saja masuk karena buktinya motor yang keluar juga banyak. Logikanya, space parkir masih ada kan? Nampaknya petugas itu emosi karena diacuhkan. Kami pun dikejar dengan motor dan diteriakinya dengan sangat tidak sopan. Setelah mendapatkan tempat parkir, kami dihampirinya sembari marah-marah dan dicaci maki. Kami merasa sangat malu karena menjadi tontonan orang, dikiranya maling apa ya diperlakukan seperti itu? Parahnya, oleh petugas itu motor kami diancam akan digembosi! Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami. Untungnya, saya masih ada keperluan mendesak di Matos. Kalau tidak, sudah kami batalkan berbelanja di Matos.
Berdasarkan dua pengalaman tersebut, saat ini saya enggan pergi ke Matos. Alasannya sederhana, mau parkir motor di mana? Di luar kena target, di dalam pun kena semprot. Kalaupun parkir bawah benar-benar penuh mohon diinformasikan dengan sopan kepada customer. Bukannya dicaci maki bahkan diancam digembosi! Kalau masih ada space, jangan pula dibilang penuh. Itu kan termasuk pembohongan publik. Selain itu, mohon pihak manajemen matos juga berkoordinasi dengan pengelola parkir luar untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam memarkir kendaraan. Loyalitas serta customer satisfaction akan diperoleh bila penyedia jasa memberikan service excellent. Jika ketidaknyamanan tersebut terus berlanjut, tentunya akan menjadi kerugian bagi pihak Matos.
Demikian masukan dari saya, semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi. Harapannya pihak manajemen Matos melakukan pembenahan sehingga kenyamanan customer terjamin, baik di dalam maupun di luar. Praktek premanisme seperti itu bisa merusak image Matos bila tidak ditindaklanjuti. Apalagi, saat ini pihak kepolisian juga tengah gencar merazia tindak premanisme. Ada baiknya jika manajemen Matos turut berperan dalam upaya perwujudan keamanan warga Malang. Atas perhatian dan kerja samanya yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar: